R. Sholichah, S.Pd. Guru SMK Negeri 2 Kudus (Doc.pribadi)
Oleh R. Sholichah, S.Pd. Guru SMK Negeri 2 Kudus
Penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan proses kegiatan pembelajaran yang mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilih. Selain dibekali pengetahuan dan keterampilan, proses pembelajaran di SMK juga perlu penguatan nilai-nilai kearifan lokal.
Pembelajaran berbasis Etnopedagogi merupakan aktualisasi pembelajaran yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kearifan lokal. Etnopedagogi di SMK perlu diimplementasikan dengan strategi maupun media pembelajaran inovatif yang mampu menarik perhatian siswa untuk memahami dan mengaplikasikan kearifan lokal.
Firmansyah, Haris dkk.(2021:27) menyatakan bahwa Etnopedagogi adalah praktik pendidikan yang berbasis kearifan lokal dalam membekali perkembangan peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai lokal sehingga dapat bersikap, berpengetahuan, dan berperilaku yang sesuai kondisi sosial budaya di daerahnya serta sesuai dengan kepentingan bersama. Nilai-nilai kearifan lokal menjadi kekuatan yang luar biasa dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal keunggulan yang berkompetitif.
Gusjigang merupakan sebuah akronim dari bagus, ngaji dan dagang. Wardani, dkk.(2021:28) menyatakan bahwa Gusjigang adalah sebuah filosofi yang diajarkan oleh Sunan Kudus. Filosofi ini begitu lekat dengan masyarakat Kudus karena Gusjigang dianggap sebagai perwujudan karakter masyarakat Kudus. Selama ini masyarakat Kudus dikenal sebagai seseorang yang bagus dalam penampilan, mempunyai jiwa entrepreneur, baik perilakunya dan mempunyai pemahaman agama yang luas.
Berangkat dari penjelasan di atas gagasan untuk menguatkan nilai-nilai bagus, ngaji dan dagang dalam proses pembelajaran menjadi satu hal yang sangat penting ditengah gencarnya kampanye tentang pendidikan berkarakter. Sejatinya pendidikan tidak hanya berperan untuk menghasilkan manusia-manusia yang mempunyai kemampuan dan keterampilan khusus, memiliki kecerdasan, serta memiliki keunggulan yang kompetitif. Bagus, ngaji, dan dagang mengandung nilai-nilai, konsep dan muatan pendidikan berbasis etnopedagogi yang layak dikuatkan dan dikembangkan.
Gusjigang adalah konsep hidup yang agung. Nilai ‘bagus’ yang bermakna bagus dalam penampilan dan manusia yang memiliki budi pekerti dapat diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di SMK, di antaranya melalui penegakan kedisiplinan terhadap tata tertib yang berlaku dan aturan tentang seragam, pemakaian aksesori, berbicara dan bersikap terhadap teman dan guru, serta aturan mengenai rambut siswa laki-laki. Model dan potongan rambut bagi siswa laki-laki harus rapi dan cepak ala militer. Rambut cepak ala militer menjadi pilihan model bagi siswa SMK dikarenakan selama ini tentara memiliki standar disiplin yang tinggi, tegas, berani, dan tangguh.
Konsep yang kedua adalah ngaji. Nilai ‘ngaji’ bermakna tekun mengaji dan memiliki pemahaman agama yang luas. Selain memiliki penampilan dan budi pekerti yang bagus, kita harus harus memiliki basis dan modal spiritual yang kokoh. Nilai-nilai spiritual agamalah yang bisa membuatnya memiliki makna lebih. Pengetahuan, keterampilan, visi dan kemauan, kerja keras, adalah beberapa hal mendasar yang dibutuhkan oleh lulusan SMK agar mampu bersaing dan sukses. Segala hal tersebut akan menjadi luar biasa jika dikuatkan oleh akhlak yang mulia. Pendidikan di SMK, nilai-nilai bagus dan ngaji tidak hanya sebatas pengetahuan, tapi terinternalisasi dalam perilaku dan budaya kerja perlu diterapkan di sekolah.
Konsep yang terakhir adalah dagang. Nilai ‘dagang’ bermakna memiliki jiwa enterpreneur atau motivasi untuk berdagang. Nilai ini dapat diaplikasikan dengan menciptakan peluang usaha. Pendidikan SMK terdiri dari beberapa kompetensi keahlian. Masing-masing kompetensi keahlian umumnya memiliki unit produksi/unit pelayanan jasa yang bisa digunakan untuk penerapan kegiatan berwirausaha bagi siswa dan guru. Misalnya Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Jaringan, melalui unit produksi/unit pelayanan jasa siswa dapat membuka pemesanan jasa desain grafis, desain vector, servis leptop, servis ponsel, desain printing, jasa pemasangan wifi, dan lain-lain sehingga siswa menjadi mandiri. Dengan begitu, siswa dapat mempersiapkan personal yang mandiri dan terampil serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam keseharian mereka.